Portalindo.co.id
Jakarta - Ditbinmas Polda Metro Jaya menggelar Program Focus Group Discussion dengan tema Sinergitas Polri bersama Ulama, Tokoh agama dan Pemuda dalam mencegah gerakan Radikalisme melalui penanaman ideologi Pancasila ditengah Pandemi covid-19. di Diamond Ballroom Hotel Royal Palm Hotel, Cengkareng, Jakarta Barat. Pukul 08.00 Wib hingga 15.00 Wib, (Rabu, 02/12/20).
Ditbinmas
Polda Metro Jaya dalam giat tersebut menghadirkan Moderator dan beberapa
narasumber seperti ; Ibu Sabena, S.Ikom., M.Ikom (Moderator), dengan
Narasumber, Kombes Pol Drs. H. Zainuri Anwar, M.Ag (Kabagbin Religi Rowatpers
SSDM Polri), Romo Beni Susetyo (BPIP), Mario Humberto, S.Sos., M.H (KASI Pengamanan
lingkungan BNPT). Sedangkan Audience terdiri dari Da'i Kamtibmas PMJ, Pamong
Saka Bhayangkara Polres Jajaran, Karang
Taruna Jakarta Barat dan Satker Penggiat Program FGD.
Demi
tertibnya kegiatan Focus Group Discussion dengan susuna acara yang di awali pada
pukul 09.00 Wib yang dibuka oleh Kasubdit Bintibsos AKBP Drs. M Yani Johana yang
mewakili Dirbinmasg Polda Metro Jaya.
Sedangkan paparan
materi dari Kombes Pol Drs. Zainuri Anwar, M.Ag (Kabagbin Religi Rowatpers SSDM
Polri) pada pukul 09.30 Wib Dengan materi "Pembinaan Penanggulangan
Pencegahan Radikalisme dan Intoleransi" dengan pointers meliputi ;
1) Terorisme berkembang berasal dari paham
radikalisme yang berkembang pula dari sikap intoleran seseorang atau kelompok
2) Terorisme dan radikalisme adalah paham yang
berkembang yang berasal dari sikap intoleran, sikap tidak suka atau tidak
senang, terhadap orang, kelompok, atau agama lain.
3) Doktrin terorisme dalam penganut agama Islam
Radikalisme contohnya kaum khilafah,
pengikut Osama bin Laden menganggap orang Islam yang tidak sepaham
dengan mereka disebut Thagut, sedangkan orang pemeluk agama lain disebut Kafir.
Dan darah Thagut serta kafir halal untuk dibunuh atau dimusnahkan.
Pada Pukul
10.45 WIB paparan materi dari Romo Beni
Susetyo (BPIP) dengan materi "Revitalisasi Nilai-nilai Pancasila
dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Tengah Pandemi Covid-19" dengan
pointers yang meliputi ;
1) Kesadaran akan betapa pentingnya Pancasila
perlu diingatkan kembali setelah BP7 yang dijadikan alat politis oleh Orde Baru
dibubarkan, ternyata berdampak kepada maraknya paham radikalisme.
2) Pancasila sebagai ideologi kita yang sudah
teruji akan kebenarannya dan menjadi perisai bagi bangsa Indonesia. Tak lekang
oleh zaman, tak pudar tergerus oleh waktu.
Acara
tersebut dilanjutkan dengan sesi Tanya jawab yang dilaksanakan pada pukul 11.30
WIB dan pukul 12.00 Wib, Isoma.
Paparan
materi dari Mario Humberto, S.Sos., M.H (KASI Pengamanan Lingkungan Umum BNPT)
dengan pointers sebagai berikut ;
1) Terorisme ada yang berkembang dari pemahaman
sempit terhadap hal2 yang berkaitan dengan giat ekonomi. Bunga bank, kartu
kredit, kartu OVO dll. Akhirnya si pelaku terorisme ini tidak dapat mencukupi
kebutuhan keluarganya, karena semuanya diharamkan.kemudian terpengaruh oleh
paham khilafah. Selanjutnya menjadi teroris.
2) Pemutaran video tentang penderitaan korban
terorisme.
3) Pemutaran video pidato Bung Karno. Agar kita jangan
terpengaruh budaya asing yang tidak benar, tetapi cintailah kebudayaan
Nusantara yang beragam.
Acara
kembali Pada sesi pertanyaan yang dilaksanakan pukul 14.00 WIB dan diberikan
kesempatan tanya jawab.
Dari
pertanyaan atau tanggapan yang menarik dari peserta dijelaskan seperti ;
1) Dai Kamtibmas, siap membantu Polri dlm
menangkal paham radikalisme dan terorisme dengen melalui dakwah dan ceramah kepada
masyarakat.
2) Pemuda Karang taruna dan Pramuka Saka
Bhayangkara meminta dan mengharapkan peran BNPT Untuk melakukan giat
pendampingan mengenai bahayanya radikalisme dan terorisme kepada para pemuda
dan pelajar.
Giat
dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan dan Physical distancing dan
berakhir pada pukul 15.00 Wib dalam aman dan kondusif. (daeng)
.