Jakarta - Kongres
untuk pemilihan ketua umum tahun ini bakal di selenggarakan oleh Partai
Gerindra Meskipun belum ada pengumuman terkait waktu dan lokasi kongres, nama
Prabowo Subianto disebut-sebut akan terpilih kembali jadi Ketua Umum.
Prabowo
dinilai sejumlah elite Gerindra memiliki figur yang sangat kuat. Namun, sosok
Prabowo yang bertahan menjadi ketum selama bertahun-tahun itu justru dinilai
menunjukkan kegagalan regenerasi partai.
Pengamat
politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyatakan ketiadaan sosok pengganti Prabowo sebagai
ketum di partai berlambang burung garuda itu menggambarkan regenerasi partai
yang tersumbat.
Tapi, kata
dia, itu bukan persoalan Gerindra semata. Pasalnya permasalahan serupa juga
dialami parpol-parpol besar di Indonesia seperti PDIP dan NasDem.
Menurut
Ujang, hanya Partai Demokrat yang
belakangan berani mengganti jabatan ketum dari Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Walaupun, pewaris jabatan ketum itu adalah putra sulung SBY, Agus Harimurti
Yudhoyono.
"Sebagian besar parpol di
Indonesia hampir tidak ada yang regenerasi, hanya Demokrat. Lihat partai-partai
lain, ada yang dua periode sampai lima periode enggak ganti. Artinya,
regenerasi di parpol tersumbat, tidak berjalan dengan baik," ujar Ujang
saat dihubungi, Jumat (5/6).
Meskipun
demikian, Ujang menduga Prabowo memang
masih akan terpilih sebagai ketum demi kesiapan parpol mendekati Pilkada 2020,
hingga Pemilu 2024.
Apalagi di
bawah kepemimpinan Prabowo, Gerindra berhasil meraup suara kedua terbanyak
nasional dalam Pilpres 2019 dan suara ketiga terbanyak di parlemen. Ujang
menilai itu pun sudah menjadi dalam kalkulasi politik Prabowo.
Menurut
Ujang akan sulit bagi pria yang kini
menjabat Menteri Pertahanan itu untuk maju dalam Pilpres 2024 jika tak lagi
menjabat ketum.
"Kalau ketum diberikan ke orang
lain, Pak Prabowo akan kesulitan mengendalikan partai. Oleh karena itu, jalan
paling aman adalah menjadi ketum Gerindra. Itu kekuatan yang bisa
digunakan," katanya.
Ujang
mengakui banyak kader muda di Gerindra yang sebenarnya dapat menggantikan
Prabowo sebagai ketum seperti Sufmi Dasco Ahmad hingga Fadli Zon. Namun, selama
Prabowo masih aktif di partai, regenerasi kepemimpinan bakal sulit.
"Banyak kader yang sudah siap
ketika Pak Prabowo pensiun. Tapi untuk saat ini belum ada kader lain yang mampu
menyaingi ketokohannya baik di internal maupun eksternal partai," tutur
Ujang.
Untuk
diketahui, dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang digelar virtual pada
Kamis (4/6), seluruh petinggi DPD Gerindra diklaim meminta Prabowo kembali
menjabat sebagai ketua dewan pembina sekaligus ketum periode 2020-2025.
Sekjen
Gerindra Ahmad Muzani pernah menyampaikan tidak ada sosok lain yang mampu
menandingi Prabowo untuk menduduki jabatan ketum sejak 2008.
Di luar
Prabowo, nama Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Sandiaga Uno juga sempat
santer disebut sebagai calon ketum.
Lihat juga:
Waketum Sebut Prabowo Setuju Jadi Ketum Gerindra Lagi
Pada Maret
lalu, Sandiaga yang maju Pilpres 2019 sebagai cawapres bersama Prabowo ini tak
menampik ada sejumlah pihak yang menginginkannya sebagai ketum Gerindra. Namun,
menurut Sandiaga, keputusan akhir tetap menjadi kewenangan Prabowo.
Oleh karena
itu, Ujang juga menilai kecil kemungkinan Sandiaga menjadi ketum Gerindra.
Selain
sosoknya tak sekuat Prabowo, Sandiaga juga pernah diterpa isu berselisih dengan
Prabowo usai gelaran Pilpres tahun lalu. Mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu
diketahui sempat tak datang ke deklarasi yang digelar Prabowo usai gelaran
Pilpres meski belakangan ia mengaku sedang sakit.
"Setelah itu kan ada clash
dengan Pak Prabowo. Jadi selain regenerasi enggak ada, Pak Prabowo juga menutup
regenerasi. Sandiaga tidak akan kuat bersaing dengan Pak Prabowo,"
tuturnya.
Senada
Ujang, Direktur Eksekutif Lembaga Survei
KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo menilai, hingga saat ini belum ada sosok yang
berkarakter kuat seperti Prabowo di Gerindra. Ia meyakini Prabowo masih akan
menjabat sebagai ketum.
"Kharismanya terlalu besar, jauh
dari semua pengurus Gerindra," ujar Adi.
Menurutnya, jabatan Prabowo sebagai ketum juga disiapkan
demi Pilpres 2024. Untuk itu, tak dipungkiri bahwa proses regenerasi di partai
yang berdiri sejak 12 tahun lalu itu akan mandeg.
"Kalau tujuannya 2024,
kaderisasi bisa nomor sekian. Yang jelas kepemimpinan Pak Prabowo ini masih
mengakar sekali," ucapnya. (Red)
EditorY@D