Portalindo.co.id
Bandung – Dengan adanya insiden pengusiran tim Covid-19 di Pasar Cileungsi, Kabupaten Bogor Jawa Barat pada Rabu (10/6) lalu tidak terulang. Oleh karenanya, Gubernur Jawa Barat meminta TNI dan Polri untuk mengawal tim Covid-19 dalam melaksanakan pengetesan massal di pasar.
"Kami tadi rapatkan juga dengan Pak Kapolda dan Pak Pangdam. Melihat polanya, setelah diteliti itu bukan karena penolakan tapi ada kekhawatiran (dalam diri pedagang) yang belum tersosialisasikan dengan baik," kata Emil di Bandung, Jumat (12/6).
Sebelumnya,
insiden pengusiran di Pasar Cileungsi viral di media sosial. Pedagang menolak
melakukan rapid test lantaran hasil tes cepat yang beredar pekan lalu, membuat
pasar sepi.
Emil menambahkan,
pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepolisian dan TNI agar situasi tersebut
tidak terulang.
"Saya
sudah berkoordinasi dengan Kepolisian dan TNI untuk mengawal pengetesan ini,
sehingga tidak ada penolakan di masyarakat karena kurang sosialisasi," ucapnya.
Secara
keseluruhan, Pemprov Jabar menargetkan pedagang di 700 pasar yang tersebar
untuk melakukan pengetesan Covid-19. Hal itu bertujuan agar pasar aman dari
penyebaran virus.
"Total
700 pasar yang akan kami lakukan pengetesan, sehingga tidak ada pedagang pasar
yang terkena dan mengakibatkan kerugian berupa penutupan pasar dalam waktu yang
tidak ditentukan," ujar Emil.
Emil
mengatakan ketidakdisiplinan pedagang dan pembeli dalam jaga jarak, pakai
masker, serta adanya kerumunan, memicu munculnya kasus positif di pasar
tradisional.
"Kami
meyakini banyak pembeli dan penjual tidak disiplin pakai masker, sehingga
pembeli bisa tertular oleh penjual, penjual bisa tertular oleh pembeli,"
katanya.
Adapun
sejumlah 627 Mobile Covid-19 Test dan Laboratorium Mobile Bio Safety Level 3
(BSL3) dari PT Bio Farma (Persero) disiapkan gugus tugas provinsi untuk
mengambil sampel di pasar tradisional. Tes masif terdiri dari rapid test maupun
tes swab. (Y@D)