Portalindo.co.id
Jakarta - Prosesi pemakaman Pramono dipimpin Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa sebagai inspektur upacara.
Jenazah
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Purnawirawan Pramono Edhi
Wibowo dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.
Tempat
peristirahatan almarhum Pramono Edhie bersebelahan dengan makam kakak
kandungnya, Kristiani Herrawati, istri Presiden Keenam Republik Indonesia
Susilo Bambang Yudhoyono, yang berada di blok M nomor 129 Taman Makam Pahlawan
Kalibata, Jakarta Selatan
"Atas
nama negara bangsa dan TNI dengan ini mempersembahkan ke Persada Ibu Pertiwi
jiwa raga dan jasa-jasa Almarhum. Semoga jalan Dharma Bhakti yang ditempuhnya
dapat menjadi suri tauladan bagi kita semua dan arwah beliau mendapat tempat
yang semestinya di alam baka," ujar Andika di TMP Kalibata, Minggu (14/6).
Sejumlah
tokoh hadir di pemakaman Pramono Edhie. Di samping, Jenderal Andika tampak
berdiri berjajar para mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat, di antaranya
mantan Panglima TNI Jenderal TNI Purnawirawan Gatot Nurmantyo mengenakan jas
berwarna hitam.
Sejumlah
tokoh politik lain juga tampak menghadiri prosesi pemakaman tersebut, seperti
Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan dan Zulkifli Hasan. Mereka duduk di baris
kursi paling depan yang telah disediakan di bawah tenda yang diselimuti kain
warna merah putih. Lalu ada pula Menteri Koordinator Maritim dan Investasi
Luhut Binsar Panjaitan.
Mereka
memakai masker dan berdiri berjarak satu sama lainnya untuk menyaksikan
detik-detik jenazah Pramono Edhie dibawa menuju tempat peristirahatan
terakhirnya.
Putra
pertama Ani Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono didampingi istri Annisa Pohan, juga
putra keduanya Edhie Baskoro Yudhoyono mengenang pamannya, Pramono Edhie Wibowo
sebagai sosok penyayang keluarga.
Ia mewakili
keluarga besar Susilo Bambang Yudhoyono mengaku sangat berduka atas kepergian
almarhum.
"Kami
mengenang beliau semasa hidupnya adalah sosok yang kekeluargaan, yang
menyayangi keluarganya. Kami sangat berduka," ujar AHY.
AHY
mengatakan pamannya itu seorang yang sangat profesional, meniti karir militer
dari bawah hingga puncaknya sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat.
"Beliau
berdinas lama di Kopassus, sampai menjadi Danjen Kopassus, kemudian menjadi
Panglima Kostrad dan sampai dengan Kepala Staf Angkatan Darat. Tentu beliau
adalah sosok perwira yang sangat profesional," kata AHY.
Dalam
memorial yang dibacakan Letjend TNI (Purn) Edwin Soejono di pemakaman, sosok
Pramono Edhie dinilai menjadi salah satu legenda di Angkatan Darat. Ia telah
berusaha dan berjuang keras untuk mengabdi kepada TNI, bangsa, dan negara.
Karya
almarhum yang paling dikenang adalah modernisasi alat utama sistem senjata
(Alutsista) TNI saat beliau menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat
2011-2013, antara lain pengadaan senjata kavaleri main battle tank leopard
buatan Jerman, peralatan artileri meriam 155 Caesar buatan Perancis, juga
pengadaan helikopter serbu Apache buatan Amerika Serikat.
Almarhum
juga kerap turun langsung dan sukses mengabdikan jiwa raganya dalam menjalankan
tugas negara, di dalam negeri maupun luar negeri. Salah satunya, saat tugas
pengibaran bendera kebangsaan merah putih di atas puncak tertinggi dunia Gunung
Everest (8.848 mdpl) di Nepal pada Sabtu 26 April 1997 pukul 15.40 waktu Nepal.
Saat itu,
Pramono Edhie Wibowo ditunjuk memimpin tim sebagai koordinator oleh Komandan
Kopassus Mayor Jenderal TNI Prabowo Subianto. Tugas itu berhasil dijalankan dan
sukses mengharumkan nama TNI di mata dunia.
Indonesia
pun hingga kini dikenal sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang mampu
mencapai Puncak Tertinggi di Dunia.
Kepala Staf
TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan baru mengetahui
alasan mengapa mantan Kasad Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo jarang tampil di
Markas Besar TNI Angkatan Darat.
Rupanya,
Edhie merasa sungkan saat dirinya masuk ke dunia politik.
"Baru
hari ini kita tahu, itu lah (pesan) yang ingin dicetuskan kepada keluarga,
bahwa selama beliau menjadi bagian dari Partai Politik, katanya beliau sangat
sungkan. Jadi itulah terakhir bertemu dan berinteraksi di Markas Besar Angkatan
Darat," kata Andika.
Jenderal TNI
(Purn.) Pramono Edhie Wibowo lahir di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia, 5 Mei
1955. pramono meninggal Sabtu (13/6) di RS Cimacan karena penyakit jantung.
EditorY@D