Wednesday, May 23, 2018
Home »
» Banjir di Bahodopi, PT. Bintang Delapan Mineral Harus Beratanggung Jawab...!!!
Banjir di Bahodopi, PT. Bintang Delapan Mineral Harus Beratanggung Jawab...!!!
Daerah - Menyikapi bencana banjir yang terjadi di Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Sulteng mendesak PT. Bintang Delapan Mineral (BDM) harus bertanggungjawab. Hal itu disampaikan Koordinator Pelaksana JATAM Sulteng Moh. Taufik melalui rilis kepada wartawan media ini, Rabu, 23 Mei 2018.
Menurut Moh. Taufik, berdasarkan laporan lapangan yang disampaikan oleh anggota JATAM Sulteng di lokasi Banjir di Kecamatan Bahodopi, sebanyak 6 rumah masyarakat terbawa banjir, dan puluhan lainnya terendam, areal Kebun-kebun warga rusak parah juga akibat terendam banjir.
"Selain itu, sejumlah kendaraan roda 2 dan roda 4 yang juga ikut terendam.Meski demikian, korban jiwa hingga saat ini dipastikan belum ada. Dan warga setempat yang terkena banjir mengungsi ke bukit-bukit dan tempat yang agak tinggi," tulisnya.
Ia mengatakan bahwa bencana banjir yang terjadi di Kecamatan Bahodopi Kabupten Morowali, tidak terlepas dengan aktivitas pertambangan Bijih Nikel yang sudah merusak kawasan kawasan hutan sebagai daerah peyangga bencana banjir untuk eksploitasi kegiatan pertambangan
"Hasil temuan JATAM Sulteng di tahun 2017, sedikitnya 4 Izin Pinjam Pakai Kawasan hutan (IPPKH) diterbitkan Oleh Pemerintah Pusat melalui Kementrian Lingkungan dan Kehutanan di Kecamatan Bahodopi untuk empat Perusahaan Tambang yang merupakan Grup dari PT. Bintang Delapan Mineral," ujarnya.
Temuan ini, sejalan dengan surat yang dikeluarkan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah, pada tanggal 26 Mei 2017 dengan Nomor Surat: 522/17.36/Bid. P2H, setelah Jatam Sulteng meminta Dokumen IPPKH yang aktif untuk Kegiatan Pertambangan Tahap Eksploitasi di Provinsi Sulawesi Tengah.
Sehingga, kami meminta PT. BDM untuk bertanggungjawab atas bencana banjir yang terjadi. Karena bencana banjir ini sangat berkaitan erat dengan aktivitas Grup perusahaan tambang PT. BDM yang berada di hulu di kecamatan bahodopi.
"Aktivitas dihulu, ini yang merusak kawasan hutan karena aktivitas pertambangan mereka, sehingga mengakibatkan banjir yang sangat parah," pungkasnya. (Wardi)